Thursday, October 4, 2012

Analogi HP

Beberapa hari yang lalu aku dapat “tamparan” dari suamiku. Bukan fisik yaa…kan sudah dikasih tanda “. Tamparan ini berupa kata-kata yang diucapkan dengan sedikit gurauan, *sambil nyetir menuju tempat aku potong rambut* dengan analogi dan hasilnya ngena banget. Plak!!!

Ketika aku mengutarakan keluhan kog badanku capek sekali, rasanya bangun tidur enggak seger. Dan sudah berlangsung beberapa hari. Lalu aku sariawan *setelah sekian lamaaaa tidak kurasakan*. Yang mana bila sariawan efek enggak enaknya sampai ke seluruh tubuh, memakan energiku dengan cepat.

Lantas suamiku memberikan analogi seperti ini. Badanku ini diibaratkan seperti sebuah HP. Waktu berangkat ke kantor pagi hari, batere masih 100% full. Seluruh tenagaku aku dedikasikan *jiahh* untuk kantor.  Hingga sore hari batere tinggal 30%. Di rumah aku masih membuka lapak untuk mengerjakan hal lain. Ketika semua selesai batere tinggal 5%. Sisa 5% itu aku gunakan untuk tidur. 

Pada saat tidur seharusnya aku aku dicharge dengan baik ya. Ibarat charging tetapi HP dalam status off. Tetapi, menurut suamiku, aku charging posisi on. Jadi hasilnya enggak maksimal. Dalam charging tadi, pikiranku masih melayang-layang kemana-mana. *haiii…bagaimana hubby menyimpulkan hal ini aku tidak tau, apakah aku ngelindur kalau tidur?*

Ketika pagi hari yang seharusnya aku 100% kembali, ternyata tidak full 100%. Masih 95%. Yang kemudian ritmenya berjalan seperti itu terus. Setiap pagi menyusut terus tanpa disadari. Kalau berlangsung seperti  begitu terus, tau kan akibatnya? HPnya bisa bodol, rusak.

Ya ya ya, ini sebuah bentuk kasih sayang atau protes? Aku kira keduanya. Sepertinya harus bebenah lagi soal manage waktu dengan bijak. Makanya aku rela akan mengeluarkan dana ektra untuk mengelola web. Ditangani professional pasti hasilnya akan lebih baik daripada ditangani sendiri yang diurus sekadarnya.

Ya ya ya…thanks ya Hubby udah remind me dengan cara yang jenaka namun begitu mengena. Promise to be better for you *pelukkk erat*

Sunday, September 30, 2012

Matahari


Hari mulai gelap
Pertanda matahari sudah tunaikan tugasnya
Di belahan bumi yang aku pijak
Besok akan datang kembali
Bersama pagi
Mengenyahkan suramnya embun
Menghangatkan hati yang beku
Memberi harapan pada setiap mata yang menatapnya
Adakah yang melebihi kesetiaan matahari?
Janji matahari untuk datang lagi
Adalah janji yang selalu dipenunhi
Sayang sekali
Kamu bukan matahari

Thursday, September 27, 2012

Best Friends

Foto di atas adalah aku bersama dua sahabat terbaikku. Menyadur nama "Trio Kwek Kwek" ya bolehlah. Yang kanan aku namanya Antonio Adree tinggal di Jakarta. Yang kiri namanya Dadan Awaludin tinggal di Tegal. Dipersatukan oleh sebuah kebutuhan yang sama, akhirnya kami bersahabat baik.

Kami punya "never quit chat conference" di BB. Ngobrolnya dari urusan kantor rencana trip bareng sampai yang jorok-jorok..*LoL*

Lucu kalau kami bertiga lagi chat. Bisa serius sekali bahas SOP. Bisa gokil kalau urusan pasangan masing-masing. Sebutan untuk suamiku adalah "om hubby". Untuk istri Pak Dadan " Tante Tegal" dan untuk kekasih Pak Adree adalah "Tuan Putri"

Kalau di chat bahas film yang Tegal ngambek. Soalnya di Tegal tak ada bisokop. Mall juga tidak ada.  Kadang kami hina dia kalau tempat hanghout di sana adalah di depan Alfam*rt hahaha. Kalau Pak Adree ngambek bila kami ngobrol soal program oracle. Kalau aku ngambek bila mereka ngobrol pakai bahasa Sunda. wew...mana aku tauuu...

Setelah LDR *Halah* akhirnya bertemulah kami kemarin di Jakarta. Tiga malam enjoy Jakarta sungguh precious moment dan amat melelahkan tentunya.

Hari Pertama

Makan di Steak Holy Cow, di kawasan Senopati. Sumpah enak banget steaknya. Setelah itu masih lanjut ke Lucy in the Sky di Sudirman. Tempatnya asyik, tapi karena aku pakai rok, jadilah kakiku jadi sasaran nyamuk. Cuma sebentar, karena sudah malam.

Hari Kedua

Nongkrong aja di Starbucks La Piazza. Di Tegal belum ada merchant itu hehe..jadi bulan-bulanan lagi nih Pak Dadan. Apalagi Pak Dadan pengen beli kamera, tapi belum dapat approval Tante Tegal. Makin seru. Pasang PP di BB lagi motret, malah dikomenin "Trus gue suruh bilang wow gitu?' jiahahahaha...gaul juga Tante Tegal..

Hari Ketiga

Hangout di Skye. Menikmati pemandangan ibukota di malam hari di ketinggian lantai 56 Menara BCA. Beautiful. Enggak keliatan daerah jorok ibukota, enggak keliatan permasalahn ibukota. Yang ada hanya gedung tinggi, lampu-lampu dan keindahan kebersamaan kami bertiga.

Menjelang perpisahan sore kemarin, sempatin foto di jam besar roof kantor pusat.
 Thank you guys..Love you both..

Gender

Tergelitik oleh twit dari officially twitter salah satu resto di Indonesia. Intinya bilang begini: “Secara nggak sengaja kalau kita mengerem, juga reflex nginjak gas. Katanya ini sering terjadi pada kaum hawa”
Kog pakai sebut kaum hawa? Memangnya kaum adam semua jagoan nyetir? Gender banget sih, pake nyebut-nyebut kaum hawa segala.  Ternyata admin yang ngetwit adalah kaum hawa. Eaaaa, pengalaman pribadi jangan digeneralisasi gitu dong.  Kaum hawa banyak yang jagoan nyetir juga mengalahkan kaum adam. Kaum adam juga banyak yang tidak bisa nyetir. 

Ngomong-ngomong tentang gender, ada 2 hal yang sampai hari ini aku malas mencari tahu kenapa. Di sini hanya curhat saja, boleh kan?

Pertama

Mengenai PPh 21. Mengapa kalau perempuan baik yang belum menikah maupun sudah menikah, status pajaknya sama.  Sedangkan kalau laki-laki dibedakan status dan anak untuk pendapatan tidak kena pajak, hingga pajaknya menjadi lebih kecil. 

Banyak perempuan menikah yang bekerja menanggung keluarganya. Banyak laki-laki menikah yang bekerja tapi tidak menanggung keluarganya. 

Kalau kamu perempuan yang sudah menikah dan punya anak 2. Jika suamimu pendapatannya lebih kecil. Bayangkanlah. Pendapatanmu tetap akan dipotong sebesar jika kamu lajang. Padahal keluargamu membutuhkan potongan itu untuk membiayai keluarga.  Mau pakai surat keterangan apa untuk mengurusnya?

Mengapa PPhnya tidak diterapkan separo-separo, dibagi 2 antara suami dan istri? Jadi antara suami dan istri punya hak sama, tanggung jawab sama.

Kedua

Ada seorang teman aku yang asuransi di perusahaannya seperti ini:  Bila karyawan laki-laki bisa menanggung istri dan 2 anak. Kalau karyawan perempuan hanya menanggung dirinya sendiri.  Jadi  kartunya bila laki-laki dapat 4 buah atas namanya sendiri , istri dan 2 anak. Kalau perempuan dapat 1 buah atas namanya sendiri.
Saya dulu berpikiran ini aturan baku. Ternyata tidak pemirsah. Tanya ke beberapa teman yang lain, karyawan perempuan pun bisa disetting menanggung suami dan 2 anak.  Tergantung perusahaan mintanya gimana kog. Perusahaan yang terakhir ini yang menurut aku wise dan adil. Memangnya untuk jabatan yang sama karyawan laki-laki berkontribusi lebih? Bisa jelasin ke kaum perempuannya lebihnya di mana? 

Karyawan itu asset perusahaan. Laki atau perempuan sama saja haknya bila dalam level yang sama dan departemen yang sama.  Laki-laki sebagai kepala rumah tangga memang takdirnya menanggung semua keluarganya, di mana hal ini diambil alih oleh perusahaan sebagai benefit karena menjadi asset perusahaan.  Tetapi , apakah para perempuan yang mana asset perusahaan juga mempunyai suami yang mempunyai benefit yang sama karena menjadi asset perusahaannya? Enggak kan. Ada yang suaminya tidak bekerja, ada yang bekerja di perusahaan kecil yang tidak ada benefit asuransi , suami sudah meninggal dsb dsb.

"Di mana keadilan bagi kaum perempuan? Gender masih pentingkah dibedakan untuk hal beginian"
*greget greget sebel*

Friday, September 14, 2012

Akukah?

Bapak-Bapak manager Region Central Java sedang Annual Conference di Bandung. Dari tanggal 13 September sampai nanti Minggu 16 September. Total ada 10 manager dari 5 area dan 1 Regional Manager. Kali ini tema yang tertulis di name tag masing-masing adalah Be Strong.

Kemarin waktu pada registrasi, semua peserta mendapatkan name tag. Lucunya di name tag bukan hanya nama yang tertulis. Tapi ada angka Achievement, Growth dan Administration Point beserta ranking se- Indonesia. Bila angka bagus maka name tag warna hijau. Yang biasa warna kuning. Yang tidak sesuai target warna merah *wah kayak traffic light. Duduknya pun diatur yang merah di depan. Nggak bisa ngantuk selama conference heee...

Aku penasaran dengan status masing-masing area. Terutama di administration point. Aku minta satu persatu para manager memotret name tag-nya dan kirim via BBM.

Dan hasilnya adalah:
Area Yogyakarta ranking 1
Area Semarang ranking 4
Area Magelang ranking 7
Area Pati ranking 11
Area Solo ranking 12

Itu ranking area dari puluhan area di seluruh indonesia.

Dan angka yang belum aku dapat adalah angka region. Dapat info dari Pak Dadan kalo region Tegal nomor 2. Makin penasaranlah aku. Jawa Tengah ada di mana? Sorenya baru penasaranku hilang. Dikasih tahu sama Regional Manager kalau Jawa Tengah ranking 1.Dikasih selamat. "Top Admin. Congrats ya"  *mak cesss gitu..adeemmm..

Ranking 1 itu dari 14 region se Indonesia.

Gak percaya aku, masak sih? Benerkah aku?RCA se Indonesia bagus semua. Jawa Timur luar biasa. Tegal sangat menguasai teknik. Jakarta, Jawa Barat, Malang, Bali, Sumatera, Kalimantan, Manado, Indonesia Timur.

Mengenang dulu aku jadi ingin menitikkan air mata.  Secara 3 tahun lalu aku tidak diperhitungkan. Tapi aku tidak menyerah, setelah support yang ngena banget dari atasan.  Kemudian 2 tahun lalu aku masih masuk 3 besar. And now, aku nomor 1.

Terima kasih Tuhan. Terima kasih untuk para mentor.Terima kasih untuk semua fellow. Life is awesome, indeed.

Thursday, July 26, 2012

Nasihat Tidak Penting


Jangan dengarkan nasihat tidak penting. Boleh dengarkan, masuk telinga kanan, keluarkan saja dari telinga kiri. Kalau perlu masuk telinga kanan keluarkan dari kanan juga. Jadi nasihat itu tidak sempat masuk ke pikiranmu yang akan mengotori pikiranmu.

Tidak semua nasihat itu baik. Apalagi bila nasihat itu diucapkan oleh orang yang punya kepentingan terhadap dirimu. Hati-hati. Orang yang kita anggap dekat dan baik pun terkadang punya kepentingan atas diri kita. Bisa saja nasihatnya menjadi sangat tidak penting buatmu. Jangan dengarkan yang seperti itu.

Hidup kamu adalah sepenuhnya tanggung jawabmu. Nasihat orang lain boleh saja datang , tetapi keputusan sepenuhnya adalah  tanggung jawabmu. Apakah orang pemberi nasihat itu akan punya resiko kalau nasihatnya salah? Resiko moral mungkin iya, itupun kalau pemberi nasihat tahu diri. Kalau ternyata pemberi nasihat bermuka tebal? Atau bahkan sudah lupa pernah memberi nasihat padamu? Karena tujuannya sudah tercapai.  Hanya penyelasan di diri kita tentunya.

Nasihat yang tidak penting itu misalnya bagaimana sih? Contohnya begini ya. Aku ambil contoh simple, yang tidak terkait dengan masa depan. Misal ada orang kasih nasihat begini: “Jangan makan bakso di warung X, enggak enak!” Bagaimana bisa pemberi nasihat ini meng-judge bakso di warung X tidak enak? Bukankah selera itu sangat subyektif ya? Ternyata si pemberi nasihat ini juga punya warung bakso. Nah, ketahuan kan di mana letak ketidaksesuaian nasihatnya. Mengapa kita mau jadi korban si pemberi nasihat?

Itu hanya contoh kecil. Bisa dianalogikan untuk hal-hal besar yang itu menyangkut masa depanmu. Yang mana dengan berjalannya waktu nasihat tak berguna itu benar-benar menjadi omong kosong belaka.
Kamu adalah kamu. Masa depanmu adalah sepenuhnya tanggung jawabmu. Abaikan apapun yang membuatnya tidak seperti itu. That’s all.
*sigh

Tuesday, March 6, 2012

Antara Gondang dan Kalasan


Hari minggu kemarin ada kecelakaan bus yang bikin jalan macet panjang di lokasi kejadian. Tadinya bingung ada apa ini jalan kog tumben macet. Kan enggak Lebaran. Jalan merembet, sampai juga ke titik penyebab kemacetan. Ada bus nangkring di divider jalan. Kabarnya tabrakan karambol, bus-truk dan 2 sepeda motor. Semoga tidak ada yang terluka parah *hopefully

Membaca nama bus yang nangkring di atas divider jalan tadi, ingatanku langsung melayang masa SMA. Waktu sekolah dulu aku suka berangkat naik bus. Nah aku sering naik bus Sedya Utama. Waktu itu warnanya masih biru, sekarang ganti hijau. Jarak kurang lebih 10km bisa cepat sampai, daripada naik angkutan umum colt yang suka berhenti. Bisa terlambat setiap hari aku.

Nah, ini inti ceritanya. Saking seringnya aku naik bus Sedya Utama jurusan Solo-Yogya, aku jadi seperti langganan deh. Enggak usah distop, busnya sudah berhenti sendiri tepat di depanku. Aku selalu berangkat bareng tetanggaku namanya Nono yang beda kelas sama aku. Dapat tempat duduk adalah kemewahan buatku. Paling sering ya berdiri pegangan tempat duduk. Beginilah nasib terdampar sekolah antar proponsi gegara NEM-nya mepet *tutup muka dengan tangan

Tidak pernah aku sangka sama sekali, ternyata kondektur bus ini naksir aku *haaaiii jangan tertawa..plis deh…kondektur juga manusia. Aku baru ngeh setelah aku digratisin sama dia. Waktu itu tarifnya Rp. 100,-. Tiap kali tiba giliran aku bayar, dianya enggak mau terima. Tapi yang temanku diterima. Seneng sih gratis, uang jajannya jadi nambah. Tapi kog…

Kadang mas kondektur ini nyamperin ngajak ngobrol *sumpah aku nggak ingat namanya. Ceritanya sembari jadi kondektur dia kuliah di UT dan hampir lulus. Wow..amazing juga sih waktu itu. Tekatnya untuk keluar dari kerasnya jalan raya cukup besar juga.

Suatu hari, turun dari bus dekat sekolahku, aku dikasih 1 tas isinya makanan oleh temanku cewek yang satu bus sama aku tapi naiknya beda tempat (duluan aku naiknya). Ternyata makanan itu dari mas kondektur. Takut makanannya sudah dikasih jampi-jampi *asli takut sekali, makanan itu dimakan oleh teman-teman kelasku. Aku tidak makan sama sekali. Dan jadilah aku bahan olok-olokan teman-teman *LoL biarin aja

Setelah lulus SMA, aku tak pernah bertemu dengan mas kondektur lagi. Semoga tercapai cita-citanya. Amin.

Saturday, March 3, 2012

Gula Merah Semut

Waktu potong rambut beberapa minggu yang lalu, sama Cie Lily aku dikasih gula merah semut sebanyak dua pack. Gula semut rasa jahe ini ternyata enak bener. Diminum saat cuaca dingin sangat nikmat. Dengan adukan batang serai yang dimemarkan lebih nikmat. Paling nikmat kalau sudah tersedia dan tinggal minum *LoL sudah disiapkan suami tercintaku...muach muach buat Ulet Buluku..

Gula semut yang ini beda sama yang pernah aku beli. Kalau yang pernah aku beli itu mahal dan agak pahit. Aku tidak suka. Gula semut yang ini produksi UMK Girimulyo Kulonprogo. Namanya Gula Merah Semut "Menoreh". Tradisional, organik, tanpa pengawet dan tanpa pewarna. Kabarnya sudah diekspor ke manca negara. Di packagingnya ada tulisan begini:

"Seperti dikutip dari livestrong, gula merah memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah yaitu sebesar 35 dibandingkan gula pasir tebu yang indeks glikemiknya sebesar 58. Indeks glikemik (GI) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula darahnya"

Ini yang aku tidak suka. Kan tidak harus menjelekkan bahan makanan lain untuk menonjolkan diri. Meskipun tidak ada merk, tapi industri pabrik gula pasir tebu terus bagaimana? Di pabrik gula pasir dari tebu juga banyak yang menggantungkan hidupnya di sana, mata pencahariannya di sana.

Bagaimana kalau ditulis begini:
"Gula merah memiliki nilai indeks glikemik  sebesar 35. Indeks Glikemik (GI) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula darahnya"

Ah entahlah. Sebaiknya aku nikmatin minumanku ini saja. Keburu dingin.

Gambar adalah koleksi pribadi.

Tak Takut Lagi


Dulu aku takut terbang, sekarang enggak lagi. Tipsnya sederhana saja. Baca Novel. Karena kalau tidak capai sekali, aku nggak bisa tidur dalam posisi duduk. Betapa nikmatnya orang yang bisa tidur enak di mana saja ya? Ulat Buluku itu duduk di depan TV saja bisa tertidur pulas *LoL

Perjalanan panjang tak terasa dengan baca novel. Bila novelnya bagus, lebih tidak terasa lagi. Tahu-tahu udah mau landing saja. Sebuah novel bisa dihabiskan dalam 5 jam terbang. Simple banget, kenapa enggak kepikir dari dulu sih, jadi aku tidak perlu ketakutan kalau naik pesawat. Dulu itu aku juga bawa bacaan, tapi buku yang "berat" huh...mata malah sakit, kepala kliyeng-kliyeng *wah kalau ini agak dilebihkan, dasar malas saja.

Pernah juga aku ngajak ngobrol teman sebelahku, seorang perempuan setengah baya*yang selalu kuharapkan teman sebelahku cowok ganteng, tetapi belum pernah terkabul *LoL again, karena bacaan yang kubawa adalah buku manual kamera yang membosankan dan banyak penumpang kulihat sedang tidur. Jadi berasa sendiri. Cukup mengurangi stress juga ngobrol. Aku bilang sama perempuan itu kalau aku takut naik pesawat hehehehe.

Intinya: Bila naik pesawat bawa novel yang bagus.

Gambar diambil dari internet

Saturday, February 25, 2012

Gender Banget

Ketika aku mengenal pertama kali PPh 21 di mana ada istilah marital status K1, K2, K3, TK0 dan seterusnya, hati kecilku sebenarnya protes keras. Apalagi setelah menikah. Aku jelas-jelas sudah menikah, kenapa tetap harus menulis status TK0, artinya Tidak Kawin dan tidak punya tanggungan. Saya kurang paham dengan maksud negaraku ini. Penghasilan tidak kena pajak saya besar karena status saya itu yang berakibat penghasilan dipotong lebih besar. Saya menanggung orang tua, tetapi beliau tidak serumah sama saya. Dan itu tidak termasuk tanggungan. Beda dengan laki-laki, bila menikah statusnya berubah menjadi K dan bisa menanggung sampai 3 orang anak. Penghasilan tidak kena pajak pun menurun, potongan penghasilan turun. Yang ada di benak saya, melihat teman-teman saya yang perempuan, justru si perempuannya yang menjadi penyangga utama ekonomi keluarga. Bukan karena suaminya tidak mampu bekerja tetapi karena suaminya punya pendapatan yang lebih kecil (suaminya ini adalah seorang satpam). Tetapi hal yang begini apa bisa diurus? Yang ada hanya pasrah. Sama dengan aku, pasrah. Jatah buat orang tua dan ponakan berkurang. Menurut saya PTKP juga sudah harus ditinjau kembali. Sudah kena inflasi. Harga-harga kebutuhan sudah naik (atau ganti?). Mudah-mudahan hasil pajak digunakan untuk sesuatu yang mulia. Itu saja, dan aku rela.

Sama kasusnya tentang gender. Tentang asuransi di perusahaan. Aku baru nyadar perbedaan antara laki-laki dan perempuan setelah suamiku sakit tempo hari. Kartu asuransi corporateku tidak bisa menanggung suamiku. Tetapi teman kerjaku yang laki-laki yang sudah menikah bisa menanggung istri dan dua anaknya dengan jatah yang sama dengan tertanggung utama. Hebat kan? Apa bedanya saya dan karyawan laki-laki? Apa otak karyawan laki-laki lebih berguna daripada saya yang perempuan? Apa laki-laki lebih memberikan kontribusi? Apa bedanya? Apa laki-laki lebih perkasa? Laki-laki juga gak berdaya kog jika sakit, mesti minta bantuan sama perempuan. Demikian juga sebaliknya. Lalu kenapa dibedakan? *sigh

Pic diambil dari internet

Tuesday, January 17, 2012

Si Selalu

Aku bercanda sama suamiku.
"Pi, aku tuh menyebalkan ya?"
Suamiku jawab "Ya, kadang-kadang...."
"Kan cuma kadang-kadang toh? Kalau Pipi sering tuh menyebalkan" "Nah kalau yang selalu menyebalkan adalah tetangga depan rumah kita. Lihat moncong mobilnya aja sebel toh...hehehe"
Suamiku tertawa mengiyakan.

Tetanggaku ini memang meyebalkan, tapi karena dia persis depan rumah, ya dibawa enjoy saja. Mau apa lagi. Namanya juga anak muda, masih kuliah. Mobilnya saja bikin sebel, apalagi orangnya. Garasi rumah pendek, tapi mobilnya panjang, hingga moncongnya nongol ke jalan persis garasi rumahku. Jadi kalau aku mau masuk parkir, putarannya jadi berkurang karena jalan kemakan tongolan mobilnya Si Selalu.

Eh, kemarin Si Selalu motret-motret rumahnya. Aku bilang sama suamiku, apa mau dijual ya rumahnya? Ternyata bener, di depan rumahnya sekarang sudah dipasang kertas dengan tulisan "DIJUAL"

Mungkin sudah lulus kuliah, mau balik ke Semarang kota asalnya. Semoga cepat laku ya.

Sudah 2012

Bermula di awal Desember 2011, tepatnya tanggal 6. Bersama team RO melakukan audit di Solo. Dan mendapat temuan fraud. Sejak itu masalah bergulir. Sangat melelahkan karena diduga melibatkan banyak sekali karyawan. Kolusi. Bener-bener pengalaman pertama menangani fraud yang dasyat. Aku sendiri heran,kog bisa ya? Bukankah sudah well paid? Ah kembali sifat manusia yang tak pernah puas.

Semenjak menangani kasus itu, waktu serasa cepat sekali berlalu. Bolak-balik Jogja-Solo-Jogja. Badan sempat sakit. Nuansa akhir tahun yang biasanya dibawa dalam suasana gembira jadi tertelan oleh kelelahan. Tanggal akhir tahun pun masih berkutat di Solo, hingga untuk pulang ke Jogja harus melewati jalan desa-desa menghindari kemacetan. Untunglah bisa tiba di Jogja sore hari. Berakhir tahun denga menonton film bersama suami. Jam 11 malam raga sudah tidak mau diajak begadang sambut tahun baru.

Tidak sempat menikmati pergantian tahun. Tahu-tahu sudah pagi.
Dan sudah tahun 2012...

Dari kasus ini, banyak hal jadi terabaikan. Mudah-mudahan minggu ini sudah ada kejelasan endingnya mau gimana. Aku kehilangan satu supervisor, hingga pekerjaan kantor agak keteteran. Mana yang supervisor di Jogja mau cuti melahirkan. Kata suamiku aku stress. Ya, sepertinya. kepalaku sering cenat-cenut, seperti ada yang menekan. Pijat tidak mengurangi, hanya mengurangi isi dompet saja. Dengan berlibur di hari ulang tahun suamiku kemarin agak berkurang. Sedikit refresh.

Sudah 2012..