Jangan
dengarkan nasihat tidak penting. Boleh dengarkan, masuk telinga kanan,
keluarkan saja dari telinga kiri. Kalau perlu masuk telinga kanan keluarkan
dari kanan juga. Jadi nasihat itu tidak sempat masuk ke pikiranmu yang akan mengotori
pikiranmu.
Tidak semua
nasihat itu baik. Apalagi bila nasihat itu diucapkan oleh orang yang punya
kepentingan terhadap dirimu. Hati-hati. Orang yang kita anggap dekat dan baik
pun terkadang punya kepentingan atas diri kita. Bisa saja nasihatnya menjadi
sangat tidak penting buatmu. Jangan dengarkan yang seperti itu.
Hidup kamu
adalah sepenuhnya tanggung jawabmu. Nasihat orang lain boleh saja datang ,
tetapi keputusan sepenuhnya adalah
tanggung jawabmu. Apakah orang pemberi nasihat itu akan punya resiko
kalau nasihatnya salah? Resiko moral mungkin iya, itupun kalau pemberi nasihat
tahu diri. Kalau ternyata pemberi nasihat bermuka tebal? Atau bahkan sudah lupa
pernah memberi nasihat padamu? Karena tujuannya sudah tercapai. Hanya penyelasan di diri kita tentunya.
Nasihat yang
tidak penting itu misalnya bagaimana sih? Contohnya begini ya. Aku ambil contoh
simple, yang tidak terkait dengan masa depan. Misal ada orang kasih nasihat
begini: “Jangan makan bakso di warung X, enggak enak!” Bagaimana bisa pemberi
nasihat ini meng-judge bakso di warung X tidak enak? Bukankah selera itu sangat
subyektif ya? Ternyata si pemberi nasihat ini juga punya warung bakso. Nah,
ketahuan kan di mana letak ketidaksesuaian nasihatnya. Mengapa kita mau jadi
korban si pemberi nasihat?
Itu hanya
contoh kecil. Bisa dianalogikan untuk hal-hal besar yang itu menyangkut masa
depanmu. Yang mana dengan berjalannya waktu nasihat tak berguna itu benar-benar
menjadi omong kosong belaka.
Kamu adalah
kamu. Masa depanmu adalah sepenuhnya tanggung jawabmu. Abaikan apapun yang
membuatnya tidak seperti itu. That’s all.
*sigh