Beberapa hari yang lalu aku dapat “tamparan” dari suamiku.
Bukan fisik yaa…kan sudah dikasih tanda “. Tamparan ini berupa kata-kata yang
diucapkan dengan sedikit gurauan, *sambil nyetir menuju tempat aku potong
rambut* dengan analogi dan hasilnya ngena banget. Plak!!!
Ketika aku mengutarakan keluhan kog badanku capek sekali,
rasanya bangun tidur enggak seger. Dan sudah berlangsung beberapa hari. Lalu
aku sariawan *setelah sekian lamaaaa tidak kurasakan*. Yang mana bila sariawan
efek enggak enaknya sampai ke seluruh tubuh, memakan energiku dengan cepat.
Lantas suamiku memberikan analogi seperti ini. Badanku ini diibaratkan
seperti sebuah HP. Waktu berangkat ke kantor pagi hari, batere masih 100% full.
Seluruh tenagaku aku dedikasikan *jiahh* untuk kantor. Hingga sore hari batere tinggal 30%. Di rumah
aku masih membuka lapak untuk mengerjakan hal lain. Ketika semua selesai batere
tinggal 5%. Sisa 5% itu aku gunakan untuk tidur.
Pada saat tidur seharusnya aku aku dicharge dengan baik ya.
Ibarat charging tetapi HP dalam status off. Tetapi, menurut suamiku, aku
charging posisi on. Jadi hasilnya enggak maksimal. Dalam charging tadi,
pikiranku masih melayang-layang kemana-mana. *haiii…bagaimana hubby
menyimpulkan hal ini aku tidak tau, apakah aku ngelindur kalau tidur?*
Ketika pagi hari yang seharusnya aku 100% kembali, ternyata
tidak full 100%. Masih 95%. Yang kemudian ritmenya berjalan seperti itu terus.
Setiap pagi menyusut terus tanpa disadari. Kalau berlangsung seperti begitu terus, tau kan akibatnya? HPnya bisa
bodol, rusak.
Ya ya ya, ini sebuah bentuk kasih sayang atau protes? Aku kira
keduanya. Sepertinya harus bebenah lagi soal manage waktu dengan bijak. Makanya
aku rela akan mengeluarkan dana ektra untuk mengelola web. Ditangani professional
pasti hasilnya akan lebih baik daripada ditangani sendiri yang diurus sekadarnya.
Ya ya ya…thanks ya Hubby udah remind me dengan cara yang
jenaka namun begitu mengena. Promise to be better for you *pelukkk erat*