Tuesday, February 17, 2009

Straight Line

Aku merasa asing dengan seseorang yang tiba-tiba datang. Meski dahulu seseorang itu bukan orang asing. Karena waktu yang sudah teramat lama. Karena jarak yang jauh.
*sigh Persahabatan atau persaudaraan yang ditawarkan, entahlah. Aku hanya masih merasa asing denganmu kawan. Mungkin karena waktu yang sangat lama itu.
* sigh...again Maaf, kalau kamu memang menjadi asing buatku, atau mungkin memang sejak dulu kamu sudah asing? Karena aku tak tahu kapan hari ulang tahunmu.Yang aku tahu adalah nama lengkapmu yang sekarang sudah berubah. Mudah-mudahan kita bisa menjalin pertemanan dengan baik. Karena sekarang hanya pertemanan yang bisa kusediakan.
Dengan syarat : No hard feeling, karena sesuatu di waktu lalu.

Cemburu

Mestikah perasaan itu kukedepankan? Layakkah aku utarakan? Sedangkan aku tahu dengan pasti hatimu sudah kamu titipkan seluruhnya untukku. Tapi hari ini aku butuh dirimu. Setelah hari-hari kemarin aku ditelan tumpukan kesibukan. Hari ini aku butuh kebersamaan bersama kamu. Kebesaran hatiku, itu yang sedang kubutuhkan. Akhirnya aku menghibur diri di ruang kesibukanku lagi. Sendiri. Semua penghuni sudah pulang. Menunggu dirimu, memberi kabar yang akan membuyarkan segala perasaan yang hanya pantas kupendam.

Maafkan aku..

Sayang, aku minta maaf. Seharusnya aku tak bersikap seperti kemarin. Seharusnya aku justru berterima kasih sudah kamu ingatkan. Ahh..dasar aku memang keras kepala. Kenapa kamu yang malahan minta maaf sudah membuatku marah? Aku memang kepala batu. Maaf dari hatiku, tak sanggup keluar dari mulutku. Tercekat di tenggorokan.
Jangan pernah bosan mengingatkan aku. Sekali lagi, maafkan aku..

Sunday, February 15, 2009

Sebuah Perjalanan...

Manusia ditakdirkan lahir di dunia untuk menjalani karmanya. Sebuah awal perjalanan penuh bahagia dan tawa ketika sang waktu mulai berdetik. Waktu yang bernama "hari" mengiringi kehidupan setiap manusia. Setiap manusia akan sampai pada sebuah akhir perjalanan. Ada Alfa dan Omega. Ada awal dan akhir. Di ujung perjalanan, bukan lagi tawa yang mengiringi, tetapi doa dan air mata.
Perjalanan yang hampir usai itu..aku menyaksikan sendiri. Hari ini aku menengok nenek di Klaten, ibu dari ibuku. Usianya 100 tahun lebih. Keluarga dari jauh semua sudah datang menengok. Beliau sedang sekarat, tak berdaya dengan kekuatan waktu yang sudah menggerogotinya. Kesehatan beliau memang prima. Bukan penyakit yang akan menutup usianya, tetapi karena waktu.
Aku tidak bisa berkata-kata. Wajahku kelu menatap tubuh yang lemah itu. Tanganku mengelus tangan dan kaki yang tinggal tulang dan kulit. Aku menyenandungkan doa dalam hati. Semoga beliau segera 'dangan'.
Terima kasih sayang, atas doamu yang panjang tadi, yang membuat beliau menjadi tenang.

Monday, February 2, 2009

Manusia Api

Musim penghujan, setiap hari hampir hujan, udara dingin sekali, bikin malas mandi. Apalagi malam hari, pulang kantor. Haduh..malesnya minta ampun. Kalau sudah gitu paling cuma gosok gigi, cuci muka, cuci yang penting-penting saja. Berbahagialah yang sudah tersedia pancuran air panas di rumah. Wuih sedapnya... Aku ada tips sederhana untuk mengatasi rasa dingin mandi ini. Sebelum mandi bayangkanlah dirimu menjadi manusia api. Bergumanlah dengan diri sendiri "aku adalah manusia api...aku adalah manusia api” Kemudian mulailah mandi sambil terus berguman "aku adalah manusia api..aku adalah manusia api” Sedikit akan memberi sugesti, tapi setelah itu dingin tetap saja menusuk tulang.

Kangen

Rasa yang satu ini memang aneh. Bisa bikin semangat tapi juga bisa bikin sebaliknya. Rasa ini bukan hanya bisa tertuju pada orang yang sudah menawan hati, tapi juga bisa pada suasana, benda dan binatang. Misal aku kangen sama suasana masa-masa di SMA. Aku kangen sama barang yang sudah ku lego. Aku kangen sama si Miko, anjing kecilku dulu. Tapi porsi yang biasanya dibahas memang kangen sama seseorang yang dekat di hati. Ketemu juga tiap hari, tetep saja kangen. Seseorang yang dekat di hati di masa lalu juga kadang kangen. Tapi kangen yang seperti itu biasanya hanya selintas. Kalau hati lagi melankolis. Setelah itu ya hilang plasss...pergi. Bagiku hidup khan tidak untuk bermelankolis ria. Basi. Kalau orang lain ya sah-sah saja, itu bagian dari hak dan kebebasan diri. Tapi memang kangen itu kurang ajar. Suka jatuh ke orang yang tak seharusnya. Bikin runyam saja. Masak kangen sama suami atau istri orang....atau kangen sama pacar orang lain. Huahahaha.... Pernah merasa kangen yang tak tertahankan? Dada rasanya mau meledak. Mau nangis gengsi, cuma kangen ini. Kangen memang aneh.