Friday, December 5, 2008

Berdamai dengan Masa Lalu

Masih terngiang di telingaku perkataan dari sahabatku. Bahwa aku harus berdamai dengan masa lalu, memaafkan masa lalu. Tahu-tahunya dia ya. Aku menemuinya di saat aku sedang kacau beberapa waktu lalu. Hmm..
Berdamai dengan masa lalu? Aku merasa sudah berdamai dengan masa lalu. Aku merasa sudah memaafkan masa lalu. Tapi kenapa perkataan dia menggelayuti pikiranku?Dia tidak menjelaskan dengan detail. Kemudian aku mencoba mengolah kata-kata itu sendiri.
Apakah aku sudah sepenuhnya melupakan pengalaman buruk masa lalu? Kurasa belum ya. Kalau sudah melupakan, kenapa harus ada sindrom tanggal 9 Oktober? Kenapa harus takut dengan angka 9?
Yang aku masih pertanyakan? Apakah berdamai dan memaafkan masa lalu itu harus juga melupakan? Kalau melupakan, apakah harus dipilih-pilih? Yang baik dikenang dan yang dilupakan hanya yang menyakitkan? Sejauh ini, itu yang kulakukan. Cerita buruk adalah cerita usang, sudah aku declare dari dulu. Cerita indah untuk dikenang.
Bagaimanapun juga, kejadian di masa lampau adalah yang membentuk pribadiku sekarang. Jika aku tak jatuh, aku tak kan lebih hati-hati. Jika aku tak pernah diabaikan, aku mungkin tak bisa menghargai orang lain dengan baik. Berkat masa lalu yang buruk, aku menjadi pribadi yang lebih baik sekarang. Kemunduranku di masa dulu adalah hentakan untuk ke depan. Seperti anak panah yang akan diluncurkan dari busurnya.
Mungkin itu yang dimaksud oleh sahabatku. Berdamai dengan orang-orang yang sudah andil dalam kelamku. Yang mengkhianati cintaku, yang mengabaikan dan menganggap aku tidak ada, yang menolak niat baikku, yang mencibirku, yang melecehkanku, yang membuat hidupku serasa di lembah kesengsaraan. Sungguh aku mengagumi diriku bisa keluar dari segala mimpi buruk itu, dengan kesabaranku. Tuhan sangat mencintai aku.
Berdamai dengan masa lalu. Ya, aku akan terus berusaha untuk itu. I am still working on it..

No comments:

Post a Comment