Thursday, July 3, 2008

Domes for the World

Beberapa waktu lalu, aku diajak jalan-jalan sama ulet bulu. Ditawarin mau liat rumah dome? Langsung saja aku antusias..mau..mau..Secara waktu itu lagi suntuk habis.
Menempuh perjalanan sekitar setengah jam. Lokasinya di Sengir, Sumberharjo, Prambanan, Sleman. Dari arah Jogja setelah jembatan Kali Opak ke selatan. Sampai di lokasi, aku senyum-senyum, lucu juga ya di Prambanan ada rumah model begini. Jadi ingat film teletubbies. Rumah kog bulet..hehe..
Aku muter-muter dan tak lupa mengabadikan kunjunganku kesana. Panas sekali siang bolong di sana. Masih relatif baru sih, jadi pepohonan masih rendah. Ketika udah mau pulang, malah disuruh masuk liat-liat rumah seorang warga. Ternyata di dalam rumah dome itu ademmm...sejuk. Ibu warga rumah dome tadi terus bercerita kepada kami.
Desa Nglepen (lokasinya 10 menit dari lokasi dome jika naik motor) pada saat gempa bumi 27 Mei 2006, tanahnya ambles 4 meter sepanjang 1 km. Kemudian bantuan datang dari Amerika berupa pembangunan rumah bulat itu. Jumlahnya sekitar 70 rumah. Biaya pembangunan per unit kira-kira sebesar Rp. 15 jt. Mal bangunan-nya yang seperti balon sendiri harganya ratusan juta. Ada 3 buah tapi yang sebuah katanya dirusak sama orang yang tak bertanggung jawab. Cara bikin rumahnya, mal balon ditiup dengan genset. Kalau bangunan sudah jadi balon dikempiskan lagi. Begitu cerita ibu tadi dengan sumringah.
Dinding dan lantai rumah yang memiliki tinggi 4,6 meter dibuat dari semen. Untuk bangunan masjid dan sekolah ukurannya lebih besar. Batu bata hanya dipakai untuk menyekat dua buah kamar yang ada di dalamnya. Diameter ruangan tidak terlalu besar, hanya sekitar tujuh meter. Rumah unik ini memiliki dua pintu dengan empat buah jendela, masing-masing dua di depan (mengapit pintu) dan dua di kamar. Pintu satunya ada di belakang. Rumah ini juga tingkat di dalam, seperti mezanin gitu. Untuk mengurangi panas, di puncak dome terdapat lubang berdiameter sekitar 30 sentimeter. Katanya kalau hujan, lubang itu masih bikin tampias.
Karena seluruh warga dome adalah bedol desa dari Desa Nglepen. Maka oleh si Amerika kompleks dome ini dinamai New Ngelepen. Tertulis di gerbang selamat datang.
Di balik semua kontroversi adanya pembangunan rumah dome ini, para warga mestinya sangat terbantu dengan mempunyai rumah tinggal yang baru. Tetapi ada persoalan yang tersisa bagi para warga. Tanah yang dibuat untuk membangun rumah mereka adalah tanah kas desa. Setelah 3 tahun berlalu nanti, warga harus membayar ke kas desa sebesar Rp. 20 jt per rumah, sebagai pembelian tanah. Hidup memang tak pernah lepas dari persoalan.

No comments:

Post a Comment