Friday, July 18, 2008

fatamorgana..

Hatiku sedang riuh rendah. Di satu sisi bersorak di sisi yang lain meratap. Tapi apa gunanya ratapan. Semalam sudah kutumpahkan dalam wujud air mata. Tak akan ada air mata lagi untuk persoalan yang sama. Waktunya untuk bergerak, sebelum segalanya menjadi mimpi buruk. Sorak-sorai itu hanyalah fatamorgana. Kala jauh seperti nyata. Itu hanya ilusi. Fatamorgana yang indah kujadikan semangat tuk jelang indahnya hari ini. Dengan asam garam yang telah kulalui, diriku terbentuk menjadi seorang dengan logika. Perasaan tak terlibat dalam sebuah keputusan, apalagi jika keputusan itu mengandung sisa umur hidup. Fatamorgana memang indah, tapi pada akhirnya ketika kesadaran kita pulih, sirna sudah. Fatamorgana itu hanya halusinasi, tipuan ketika kita lengah. Semakin kita kejar, semakin memabukkan. Adalah sebuah pertanyaan yang besar di atas kepalaku. Kenapa akhir-akhir ini aku menjadi seorang yang tidak berlogika? Apakah karena ada fatamorgana yang teramat dasyat?teramat indah?teramat melenakan? Aku benci dengan situasi seperti ini..Kenapa harus ada koneksi internet yang memabukkan ini. Oh my gosh...!! Permainan kata seperti permainan perasaan. Kenapa harus ada kalimat bersayap-sayap yang tidak jelas. Membuat diriku yang tegar ini jadi lemah lunglai..Di mana kejujuran? Toh itu tidak akan membuat harga diri terhempas.. **source: lukisan mimpi

No comments:

Post a Comment