Wednesday, June 3, 2009

Lunglai

Hati baru lemah lunglai. Tersudut dengan tidak adil. Ingin membela diri tak ada gunanya. Aku ini siapa? Paling hanya ditertawaan. Sebuah sakit hati dulu. Sebuah sakit hati kemarin. Sebuah sakit hati hari ini. Masih saja aku menjadi pemaaf. Luar biasa hatiku seluas samudra. Menyisakan sebuah pertanyaan, apakah aku memaafkan karena terpaksa?Entahlah. Apa yang bisa kulakukan. Bersabar, menunggu keadaan menjadi lebih baik sembari berbenah diri. Mungkin ini saatnya introspeksi. Atau seharusnya dia yang harus mengkaji. Terlalu tinggi ekspektasi. Kecewa. Mencari pelampiasan atas kekeliruan diri. Mari kita duduk bersama. Berhadapan. Sejajar. Berbicara. Mengurai satu persatu apa yang menjadi pokok persoalan. Mengesampingkan apa yang tak perlu. Mengedepankan hati nurani. Mari bicara karena kita saling membutuhkan. Aku yakin kita masih saling membutuhkan. Jika salah satu dari kita sudah tidak butuh, artinya tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Selesai.
Yogyakarta, 28 Mei 2009

No comments:

Post a Comment