Sunday, August 24, 2008

Luka batin

Setiap orang pasti mengalami luka batin. Disadari atau tidak. Tak kasat mata, sehingga orang lain tak bisa melihatnya. Tak ber-efek, ber-efek sedikit ataupun ber-efek dasyat pada kehidupan mereka ke depannya. Tergantung dari kekuatan masing-masing individu. Bagaimana masing-masing memperlakukan luka itu. Bisa menjadi trauma seumur hidup, bisa menjadi pemacu semangat, atau dicuekkan aja seolah-olah tak ada onggokan luka. Betul-betul tergantung individu masing-masing dalam menyikapinya dan pastinya kekuatan tahan bantingnya.
Luka yang dialami seseorang mungkin terasa sangat berat bila dialamai oleh seseorang yang lain. Misal si A pernah diputus sama pacarnya tanpa sebab, itu sudah luka batin. Mungkin bagi si A bisa menjadi efek traumatis yang mungkin jadi sangat benci kepada lawan jenis. Mungkin jika si B mengalami kejadian seperti itu, akan say thanks to God, sudah terhindar dari cowok/cewek berhati bejat. Kemudian yang akan datang dia bisa lebih hati-hati dalam memilih pacar.
Aku lihat tayangan Kick Andy tentang penjual jamu dari Klaten. Kakak beradik perempuan itu mengalami luka batin saat minta kepada orang tuanya untuk bisa sekolah. Kata orang tuanya tidak usah sekolah, yang sekolah cukup saudara yang laki-laki itu. Dari situ mereka berdua berjanji, kelak anak-anaknya akan mereka sekolahkan setinggi mungkin. Walaupun mereka hanya penjual jamu keliling, tapi tekad sudah bulat. Sudah dibuktikan, kini anak-anak mereka berpendidikan sampai ke perguruan tinggi, bahkan ada yang menempuh S2 di Jepang. Luar biasa..
Luka batin..semestinyalah diobati. Akan baik untuk diri sendiri maupun dia atau mereka yang sudah menorehkan luka itu. Caranya dengan memaafkan orang yang membuat luka itu, mengampuni dengan tulus dan mendoakannya. Kalau hal itu sudah dilakukan, langkah hidup kita niscaya akan menjadi ringan.
Bagaimana aku menyikapi luka batinku sendiri? Ada yang menjadi penyemangat, dan sudah terbukti. Ada yang sengaja aku lupakan (berusaha keras untuk melupakan), karena bila teringat memang masih menyakitkan. Termasuk melupakan janji-janji kosong memabukkan. Memaafkan luka yang dibuat oleh mantan guruku, mantan sahabatku, mantan pacar-pacarku..Aku mengusahakan agar tak ada ruang untuk luka batin itu, harus lenyap. Aku ingin mengarungi hidup ke depan dengan keceriaan, memandang segala hal dengan positif tanpa naif.
Cheers..

No comments:

Post a Comment