Tuesday, August 12, 2008

Usaha dan Doa

Waktu SMP dulu, aku suka ngisi diary teman-temanku. Ngisi biodata. Tuker-tukeran gitu. (Aha jadi ingat waktu itu musim diary bergembok) Kalau aku ngisi diary teman, biasanya selain ngisi biodata, aku juga ngisi quote. Ya waktu itu istilahnya ’semboyan’ hehe..quotenya begini bunyinya ’cara wujudkan impian jadi kenyataan adalah dengan bangun dan bekerja’
Simple ya? Tapi setelah direnung-renungkan, make sense sih. Masak impian akan terwujud dengan sendirinya tanpa usaha? Mimpi punya pekerjaan, ya harus cari lowongan, nulis lamaran trus pergi melamar. Mimpi punya rumah, ya nabung dikit-dikit, cukup buat DP lalu KPR. Mimpi naik jabatan, ya harus kerja yang baik, perform bagus tanpa jegal sana sini. Mimpi naik gaji, ya mesti kerja baik juga tho. Mimpi punya pacar ganteng, ya rajin-rajin tebar pesona, rajin-rajin keluar rumah, rajin2 ke salon (karena biasanya orang ganteng pun maunya sama orang cantik). Mimpi jadi cantik, ya mesti rajin mandi dan beribadah. Mimpi makan gratis terus, ya rajin-rajin ke kondangan, atau bertandang ke rumah teman saat jam makan (tentunya bukan teman kos..itu mah sama aja). Pengen punya anak, ya mesti rajin-rajin f**king. Pengen motornya tidak dicuri maling, ya dikunci. Pokoknya usaha. Kalau sudah berusaha, sekecil apapun pasti ada hasilnya.
Tapi........usahanya mesti yang baik, halal. Biar jadi berkat. Ahh, jadi ingat seorang cewek ABG waktu ngantri karcis ’the mummy’. Dia maunya dapat tiket dengan ngantri dikit. Padahal saat itu antrian mpe depan pintu. Untuk mencapai depan loket tuh butuh waktu 1 jam. Aku sudah di urutan ke-4 waktu itu. Dia dengan gaya sok kenal sama depanku, minta tolong titip. Fine. Cuma dianya kurang cerdas. Mau beli tiket pakai credit card, sedangkan yang dititipin mau beli tunai. Yang dititipin mau masukkan dia ke line antri. Eits...aku pegang punggungnya sambil bilang gini 'mas, hargai kita-kita dong yng sudah antri' Buatku, emang kenapa kalau dia masih kecil. Justru dari kecil harus diajarin disiplin dan menghargai orang lain. Kemudian satpam menyuruh si ABG tadi antri dari (luar) pintu (karena pada saat itu antrian sudah lebih panjang lagi). Yah sebenarnya boleh saja berusaha dengan sedikit kenakalan. Cuman jangan sampai merugikan orang lain. Mestinya kalau smart, si ABG tadi menggantikan jatah antri org yg dititipin (bukan masuk line), supaya dia tetap bisa bayar pakai credit card dan juga bisa beli tunai buat mas yg digantikan jatah antrinya. Atau, bisa juga dia traktir belikan tiket buat mas yg tadi, toh beli 2 bayarnya tetap 1 kalau pakai card. Itung2 ucapan terima kasih karena terbebas dari antrian panjang. Itu kan termasuk perbuatan yang baik.
Kembali ke ’usaha’ tadi. Nah kalau sudah berusaha tetapi tidak tercapai juga? Mungkin usahanya kurang keras atau belum tepat. Misalnya yang mimpi cantik tadi. Mungkin mandinya baru sekali sehari atau sudah rajin mandi tapi mandinya di kali. Khan malah jadi gak cantik. Yang ada malah badan jadi gatel. Yang pengen punya anak, mungkin ML-nya kurang banyak frekuensinya, atau kurang gaya (halah...hehehe..).
Kalau semua usaha sudah dilakukan tapi impian kita belum tercapai, hanya satu hal yang masih bisa dilakukan yaitu berdoa. Intinya masih ada harapan. Kenapa? Semua kehidupan ini khan yang sumbernya Tuhan. Ya kembali kepada-Nya kita berpasrah. Tetapi Tuhan kelihatannya lebih menyukai orang yang berusaha. Karena dari situlah Tuhan bekerja. Bagaimana Tuhan bisa menyelamatkan sepeda motor kita dari maling kalau kita tidak menguncinya? Mungkin ada juga orang yang sangat beruntung. Tidak belajar tetapi ujian dapat nilai bagus. Tidak bekerja, tiba-tiba dapat warisan. Itu namanya uijan dari Tuhan, tapi ujian yang menggembirakan. Lho, jadi orang kaya itu ujian juga lho. Ujian bagaimana tetap menjadi orang yang baik dengan kekayaan itu. Sama susahnya bila ujian itu menjadi miskin.
Kalau semua usaha sudah dilakukan dan doa sudah dipanjatkan tetapi impian kita tak dapat juga? Berarti impian itu bukan jatah kita. Kembali kepada Tuhan, itu bukan kehendakNya. Mungkin kita harus introspeksi diri. Layakkah kita menerima impian itu jadi kenyataan? Penilaian Tuhan beda dengan penilaian kita. Barangkali ada rencana Tuhan yang lebih bagus buat kita. Itu misteri. Anak yang kita nanti-nantikan tidak kunjung nongol ke dunia, mungkin kita ditakdirkan untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak terlantar. Kekayaan yang diidam-idamkan tak kunjung datang, mungkin jika kita kaya justru akan terjerumus ke lembah narkoba atau tergoda oleh pria / wanita idaman lain. Kog badan langsing, lencir dan putih yang diimpikan tak terealisasi? mungkin dengan punya badan yang bagus, kita malah akan menjadi pelacur. Tuhan sudah mengantisipasinya.
Aku sedang berusaha dan berdoa. Keduanya berjalan beriringan. Aku punya impian mulia. * pandangan menerawang

1 comment: